Hingga 9 Juni 2024, secara kumulatif tercatat sebanyak 1.531 pasien rawat jalan, dan 563 pasien rawat inap selama pelaksanaan ibadah haji 1445 H/2024 M.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Lilik Marhaendro Susilo, pada saat menerima Wakil Menteri Agama (Wamenag) sekaligus Sekretaris Amirul Hajj 1445 H/2024, Syaiful Rahmat Dasuki saat mengunjungi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah.
“Penyakit terbanyak yang dihadapi adalah pneumonia, demensia, dan diabetes mellitus. Selain itu, pelayanan oleh Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dikloter sebanyak 115.465 pasien,” kata Liliek melalui keterangan resminya, dikutip dari infopublik.id, Jumat (14/6/2024).
Lanjut Liliek, untuk deteksi dini pada poli risiko tinggi (risti) yang diadakan disektor-sektor, KKHI bekerja sama dengan TKHK untuk skrining jemaah haji yang paling berisiko tinggi, yang kemudian diperiksa dipoli risti.
Hasil pemeriksaan ini menentukan apakah pasien bisa diobati ditempat atau perlu dirujuk ke KKHI untuk penanganan lebih lanjut. Mengenai persediaan obat, Lilik menyampaikan depo obat di KKHI menyediakan obat untuk kebutuhan di KKHI.
Kemudian menyiapkan obat untuk didistribusikan ke sektor-sektor. Melalui aplikasi SS.LOH, sektor dapat mengisi permintaan obat yang diminta, kemudian depo akan menyiapkannya untuk didistribusikan.
Liliek mengingatkan seluruh jemaah untuk meminimalisir kelelahan setelah beraktivitas selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dengan segera beristirahat di hotel. Jika memungkinkan, jemaah sebaiknya langsung tidur supaya energinya cepat pulih.
Wamenag Syaiful mengatakan kunjungannya ke KKHI Makkah dalam rangka memastikan bentuk layanan Kesehatan terhadap jemaah haji yang dirawat di KKHI Makkah.
“Jumlah yang dirawat masih terkontrol dan masih di bawah tahun lalu mudah mudahan tetap landai, jemaah terjaga kesehatannya,” kata Wamenag Syaiful.
Setelah laporan, tim Amirul Hajj melanjutkan kunjungan untuk melihat pasien yang dirawat di KKHI. Ruangan yang dikunjungi antara lain ruang rawat inap, rawat inap psikiatri, dan Unit Gawat Darurat (UGD).
Sementara itu, salah satu anggota Amirul Hajj Alissa Wahid mengatakan pasien demensia yang sudah lanjut usia (lansia) terkadang merasa kaget dengan lingkungan baru. Namun, hampir semua sudah terkendali.
Alissa juga menyampaikan bahwa pasien yang cenderung tantrum direspons secepatnya sehingga tidak mengganggu yang lain.
“Alhamdulillah, dibandingkan tahun lalu, kondisi secara umum lebih baik. Penyakit-penyakitnya tidak semenakutkan tahun lalu,” tutur Alissa.