Ekspose Akhir Penyusunan pembaruan keluar masuk Perekonomian Kabupaten Banjar Tahun 2023, digelar Bappedalitbang Kabupaten Banjar, di aula Bauntung Bappedalitbang Banjar, Jumat (08/12/2023) pagi.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banjar Siti Hamidah mengatakan, tabel keluar masukmerupakan uraian statistik dalam bentuk matrik, yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa, serta saling keterkaitan antara satuan kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu.
“Tabel ini sangat bermanfaat untuk kita, terutama para pemangku kepentingan di Kabupaten Banjar dalam merencanakan dan memutuskan arah-arah kebijakan pembangunan daerah,” Ujar Siti Hamidah.
Lanjut Siti Hamidah, penyusunan tabel Keluar masukPerekonomian Kabupaten Banjar terakhir disusun pada tahun 2016, sehingga pada tahun ini sangat perlu untuk diperbarui.
Ditambahkan Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Lily Agustriana, BPS Kabupaten Banjar dalam melakukan pembaruan tabel keluar masuktersebut, telah dilakukan serangkaian kegiatan penyusunan oleh para tim dari BPS Kabupaten Banjar.
“Selain itu juga telah dilaksanakan kegiatan pertemuan melalui 5 kali Focus Group Discussion (FGD) oleh para tim, yang dihadiri oleh para kepala SKPD, atau yang mewakili dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyerap masukan dan saran untuk kesempurnaan penyusunan updating table Input Output,” ungkap Lily.
Sementara Tenaga Ahli dari BPS Banjar dan Provinsi Kalsel Monika Raina Listya memaparkan, dalam Rasio Distribusi Output 5 industri dengan nilai output terbesar yang dihasilkan oleh produksi domestik di Kabupaten Banjar, mampu menyumbang sekitar 70,19%, sedangkan 12 industri lainnya hanya mampu menyumbang sekitar 13,31 miliar rupiah (29,81%) terhadap total output domestik.
“Total output yang dihasilkan di Kabupaten Banjar pada tahun 2022 tercatat sebesar 44,61 miliar rupiah, Yang digunakan untuk proses produksi atau input sebesar 22,85 miliar rupiah (51,18 persen) dan sisanya sebesar 21,80 miliar rupiah (48,82 persen) mampu tercipta sebagai nilai tambah bagi para pemilik faktor produksi,” papar Monika.
“Dari segi lapangan usaha, industri pertambangan batubara dan lignit tercatat memiliki kontribusi terbesar terhadap total input antara, yakni 22,31 persen. Konstruksi tercatat merupakan industri penyumbang terbesar kedua, yakni 16,43 persen, diikuti oleh industri makanan dan minuman yang tercatat 15,31 persen,” tambah Monika.