Presiden Joko Widodo sampaikan, Stunting tidak hanya urusan makanan, tambahan urusan gizi, juga menyangkut sanitasi, lingkungan dari kampung, lingkungan dari RT juga berpengaruh terhadap masalah air yang ada juga sangat berpengaruh sekali terhadap stunting.
Hal tersebut disampaikannya ketika meninjau langsung kegiatan Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Selasa (11/6/2024).
“Ini memang kerja bareng-bareng, kerja bersama, kerja terintegrasi, kerja terkonsolidasi sehingga hasilnya akan kelihatan,” kata Presiden Jokowi dikutip dari infopublik.id.
Presiden Jokowi optimistis target pemerintah dalam penanganan stunting akan tercapai. Dimana Pemerintah telah mencanangkan prevalensi stunting turun hingga 14 persen, sebagai target nasional pada 2024.
“Kita ingat di 2014 kita masih di angka 37 persen. Kemudian selama 9 tahun turun menjadi 21 persen. Memang kemarin turunnya hanya kecil 0,1 (persen), tapi apapun kerja keras dan usaha yang telah dilakukan oleh daerah, oleh posyandu, harus kita hargai,” kata Presiden Jokowi.
Gerakan yang dilakukan serentak pada Juni 2024 merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi angka stunting di Indonesia. Ada dua lokasi yang dikunjungi, yaitu Posyandu Wijaya Kusuma di Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat.
Kedua, Posyandu Integrasi RW 02 Cipete Utara, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada kunjungannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya konsolidasi dan kerja sama seluruh pihak dalam menurunkan angka stunting.
Menurut Ketua Pokja 4 Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Bogor Meira Sophia mengatakan kegiatan ini melibatkan proses yang terpadu mulai dari pendaftaran hingga penyuluhan dengan tujuan mengoptimalkan pencegahan stunting.
Kegiatan di Posyandu Wijaya Kusuma menyasar sedikitnya 105 bayi dan balita, calon pengantin, dan sejumlah ibu hamil. Meira berharap dengan adanya gerakan serentak ini, angka prevalensi stunting di Tanah Air bisa diturunkan secara signifikan.
Givani, ibu dari anak berusia empat bulan, juga menyampaikan bahwa kegiatan pencegahan stunting di posyandu sangat membantu, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Dengan Gerakan Serentak Pencegahan Stunting ini, pemerintah berharap akan terjadi angka prevalensi stunting mengalami penurunan signifikan, dengan mencapai target hingga 14 persen pada 2024.
Gerakan ini diharapkan juga membantu menciptakan generasi mendatang yang lebih sehat dan cerdas untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045.